MITRAMAS GROUP

MITRAMAS GROUP
MITRAMAS CORPORATION

Kamis, 29 Januari 2009

Ekonomi Majapahit Jaya karena Komoditas


pernahkah kita menghitung kecepatan perkembangbiakan uang kertas?
kita bisa melihatnya di bunga perbankan: 12 %/tahun .
atau 10 % per bulan (di rentenir).
sementara kecepatan pertambahan pangan: singkong= 7 bulan baru panen.Padi = 3 bulan/panen.kambing= 9 bulan baru lahir.pohon jati = 10 tahun baru ditebang.ayam kampung= 4 bulan baru enak dipotong.
sektor riil mempunyai kecepatan yang lebih lambat dari sektor finance.sektor riil belum menghasilkan ,sektor finance sudah beranak pinak.
ironisnya,berdasarkan data yang ungkap oleh Bank dunia,tahun 2000,di Kompas,80% uang kertas digunakan untuk transksi derivatif,sisanya,20%,digunakan untuk sektor riil.
ironisnya lagi,seluruh dunia ,ikut ramai-ramai bisnis transaksi derivatif dibanding pengembangan sektor riil.
terjadilah kiamat ekonomi besar-besaran yang melibas bukan hanya sektor finance,namun sektor riil ikut kena imbasnya.
dalam jaman krisis keuangan global saat ini ,obatnya yang dilakukan hanya satu= bail out.
entah ,diperoleh dari mana dana bail out itu?
bail out itu hanya menunda kiamat yang tertunda.
obatnya hanya satu,kembalikan sektor riil sebagai pemicu kemakmuran.

Perbedaan kecepatan perkembang biakan akan menyebabkan perbedaan jumlah antara uang kertas dengan barang kebutuhan.
uang kertas ,dengan bertambahnya waktu,akan bertambah jumlah.dia,tidak akan pernah terganggu oleh banjir,kemarau atau hama.berhentinya perkembangbiakan uang hanya atas belas kasihan pemilik uang itu sendiri.mau diterukan atau diputihkan,itu hutang uang?

sementara perkembangan barang ditentukan banyak faktor: produktifitas,bahan baku,musim,hama dimana jumlah pertambahannya memerlukan waktu yang lebih lama dan lebih lambat dari uang kertas.bahkan biarpun barang berkembang,tidak sebanyak yang diharapkan karena faktor hama,peperangan ataupun iklim.

perbedaan kecepatan akan berdampak kepada jumlah .dalam waktu yang sama ,jumlah uang kertas akan cenderung lebih banyak dari jumlah barang.dalam hukum pasar,jika permintaan sama ,maka "harga" yang tertinggi diperoleh komoditas dengan jumlah yang lebih sedikit.maka harga barang akan beranjak naik.mengapa?
inilah yang pernah saya ulas: sistem lelang raksasa.dalam sistem keuangan dunia yang menyandarkan kepada kekuatan uang kertas,pemegang uang yang terbanyak lah yang memenangkan lomba rebutan komoditas.siapa yang memegang uang kurang banyak,maka mereka itulah yang digolongkan sebagai kaum dengan daya beli yang meragukan.akibat kalah lelangan rebutan komoditas.

Kemandirian: obat dari ketergantungan uang kertas

Mari kita lihat sejarah era kejayaan ekonomi jaman jadul.Majapahit besar dengan wilayah yang maha luas dari tumasik sampai Papua hingga phlipina,bukan dari bantuan IMF.Suatu negara yang besar tentunya disokong oleh perekonomian yang kuat dan perkasa dan tentunya dengan devisa yang berlimpah.Apa andalan Majapahit? ekspor beras,ikan laut,damar,rempah-rempah,kayu jati,hewan ternak,emas,besi,.adalah komoditas andalan yang mendukung perekonomian Majapahit.Sriwijaya pun serupa: perdagangan lintas pulau denganbasis hasil bumi dan sumber daya alamnya yang berlimpah dan merdeka serta berdaulat,mencatatkan diri sebagai negara perkasa yang menggetarkan dunia.
dan apa alat tukarnya? tael ,sebutir emas dengan berat antara 3-5 gram degnan kadar emas 95-97%.
emas ,sebagai alat tukar ,mampu menciptakan distribusi komoditas,sehingga pemilik komoditas mampu menukarkan dengan komoditas yang lain.namun satu hal,tanpa meningalkan kemamndirian menghasilkan komoditas.
emas ,tentulah alat tukar,namun kemandirian menghasilkan komoditas itulah yang utama.
maka,gonjang ganjing kelangkaan komoditas tentunya diatasi dengan peningkatan produktifitas untuk menghasilkan komoditas.bukan menciptakan alat tukar.karena sunstasinya adalah pemenuhan kebutuhan komoditas,bukan pemenuhan alat tukar.apanya yang akan ditukar,jika komoditas mengalami kelangkaan.
singkatnya: jika harga beras naik,daya beli menurun,maka kita harus menanam padi,lalu menghasilkan beras,1/3 untuk dikonsumsi,1/3 untuk disimpan dilumbung,1/3 ditukar dengan alat tukar (emas/perak) untuk memperoleh komoditas yang lain.
harga buah naik/: tanam pohon dan tunggulah buahnya.bagilah menurut konsep diatas,maka krisis kekurangan gizi dan vitamin ketemu solusinya.
maka bagi yang bekerja baru menghasilkan uang kertas,jangan cepat berpuas.kita baru memperoleh alat tukar,alat tukar yang lemah.satu tahap berikutnya ,alokasikan ke dalam faktor2 produksi untuk menghasilkan komoditas dan pertahanan keuangan (emas /perak).

1 komentar:

David Pangemanan mengatakan...

INI BUKTINYA : PUTUSAN SESAT PERADILAN INDONESIA

Putusan PN. Jkt. Pst No. 551/Put.G/2000/PN.Jkt.Pst membatalkan demi hukum atas Klausula Baku yang digunakan Pelaku Usaha. Putusan ini telah dijadikan yurisprudensi.
Sebaliknya, putusan PN Surakarta No. 13/Pdt.G/2006/PN.Ska justru menggunakan Klausula Baku untuk menolak gugatan. Padahal di samping tidak memiliki Seritifikat Jaminan Fidusia, Pelaku Usaha (PT. Tunas Financindo Sarana) terindikasi melakukan suap di Polda Jateng.
Inilah realitas peradilan di Indonesia.
Quo vadis Hukum Indonesia?

David
(0274)9345675

SPOT GOLD PRICE